Efek pemanasan global pada kesehatan manusia

Efek pemanasan global pada kesehatan manusia saat ini saat ini menjadi fokus pusat penelitian yang semakin mendalam.[1] [2]Dampak langsung yang dapat diamati meliputi periode gelombang panas dan peristiwa cuaca yang ekstrem, sementara dampak yang tidak langsung muncul sebagai hasil perubahan dalam ekosistem biosfer. Contoh nyata meliputi perubahan dalam mutu air dan udara, ketahanan pangan, dan isu-isu yang berkaitan dengan migrasi penduduk. Di samping itu, faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, atau status sosial ekonomi memiliki peran penting dalam menentukan sejauh mana dampak-dampak tersebut dapat menjadi risiko kesehatan yang merata secara luas bagi manusia.[3] Tingkat kesehatan tidak selalu seragam di seluruh dunia.[3] Terdapat kelompok masyarakat yang lebih rentan terhadap dampak perubahan iklim, terutama mereka yang berada dalam situasi kurang menguntungkan.[4] Sebagai contoh yaitu anak-anak yang masih kecil dan orang dewasa yang lanjut usia adalah golongan yang paling rentan terhadap kondisi panas yang ekstrem.[5]

Keterkaitan antara kesehatan dan suhu panas melibatkan berbagai aspek.[4] Salah satunya adalah paparan kelompok rentan terhadap gelombang panas. Selain itu adalah kematian akibat suhu yang panas. Penurunan kapasitas kerja bagi pekerja di luar ruangan dan dampaknya pada kesehatan mental adalah hal lain yang perlu dipertimbangkan. Peristiwa cuaca ekstrem memiliki dampak besar bagi kesehatan, termasuk banjir, badai, kekeringan, dan kebakaran hutan. Peristiwa-peristiwa ini dapat menyebabkan penyakit, dan polusi udara dalam kasus kebakaran hutan. Dampak kesehatan tidak langsung lainnya dari perubahan iklim mungkin termasuk meningkatnya ketidakamanan bahan pangan, masalah kekurangan gizi, dan menurunnya pasokan air bersih.[4]

Beberapa jenis penyakit menular yang rentan terhadap perubahan iklim dapat mengalami peningkatan kasusnya di beberapa daerah tertentu. Jenis penyakit ini meliputi penyakit yang disebarkan melalui gigitan nyamuk, penyakit zoonosis, kolera, dan penyakit yang terkait dengan kontaminasi air.[4] Dampak dari perubahan iklim juga akan mempengaruhi potensi penyebaran penyakit menular di masa mendatang bahkan ke wilayah geografis yang sebelumnya belum terpapar, di mana populasi manusia belum memiliki sistem kekebalan yang memadai.

Dampak perubahan iklim pada kesehatan semakin menjadi sorotan penting bagi komunitas kebijakan kesehatan internasional. Bahkan, pada tahun 2009, dalam sebuah artikel yang diterbitkan di jurnal medis terkemuka, The Lancet, disampaikan pernyataan bahwa "Perubahan iklim merupakan ancaman terbesar terhadap kesehatan global di abad ke-21".[6] Hal ini juga diulang oleh Organisasi Kesehatan Dunia pada tahun 2015.[7] Pada tahun 2019, Asosiasi Kedokteran Australia secara resmi mengumumkan perubahan iklim sebagai kondisi darurat kesehatan.[8]

  1. ^ Cissé, G., R. McLeman, H. Adams, P. Aldunce, K. Bowen, D. Campbell-Lendrum, S. Clayton, K.L. Ebi, J. Hess, C. Huang, Q. Liu, G. McGregor, J. Semenza, and M.C. Tirado (2022). "Chapter 7: Health, Wellbeing, and the Changing Structure of Communities" (PDF). IPCC_AR6_WGII. 
  2. ^ "Climate Change 2022: Impacts, Adaptation and Vulnerability". www.ipcc.ch (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-09-16. 
  3. ^ a b Watts, Nick; Adger, W Neil; Agnolucci, Paolo; Blackstock, Jason; Byass, Peter; Cai, Wenjia; Chaytor, Sarah; Colbourn, Tim; Collins, Mat; Cooper, Adam; Cox, Peter M (2015). ""Health and climate change: policy responses to protect public health"". The Lancet. 
  4. ^ a b c d Romanello, Marina; McGushin, Alice; Di Napoli, Claudia; Drummond, Paul; Hughes, Nick; Jamart, Louis; Kennard, Harry; Lampard, Pete; Solano Rodriguez, Baltazar; Arnell, Nigel; Ayeb-Karlsson, Sonja; Belesova, Kristine; Cai, Wenjia; Campbell-Lendrum, Diarmid; Capstick, Stuart; Chambers, Jonathan; Chu, Lingzhi; Ciampi, Luisa; Dalin, Carole; Dasandi, Niheer; Dasgupta, Shouro; Davies, Michael; Dominguez-Salas, Paula; Dubrow, Robert; Ebi, Kristie L; Eckelman, Matthew; Ekins, Paul; Escobar, Luis E; Georgeson, Lucien; Grace, Delia; Graham, Hilary; Gunther, Samuel H; Hartinger, Stella; He, Kehan; Heaviside, Clare; Hess, Jeremy; Hsu, Shih-Che; Jankin, Slava; Jimenez, Marcia P; Kelman, Ilan; et al. (Oktober 2021). ""The 2021 report of the Lancet Countdown on health and climate change: code red for a healthy future"". The Lancet. 
  5. ^ Watts, Nick; Amann, Markus; Arnell, Nigel; Ayeb-Karlsson, Sonja; Belesova, Kristine; Boykoff, Maxwell; Byass, Peter; Cai, Wenjia; Campbell-Lendrum, Diarmid; Capstick, Stuart; Chambers, Jonathan (16 Noveber 2019). ""The 2019 report of The Lancet Countdown on health and climate change: ensuring that the health of a child born today is not defined by a changing climate"". The Lancet: 394. 
  6. ^ Costello, Anthony; Abbas, Mustafa; Allen, Adriana; Ball, Sarah; Bell, Sarah; Bellamy, Richard; Friel, Sharon; Groce, Nora; Johnson, Anne; Kett, Maria; Lee, Maria (2009). ""Managing the health effects of climate change"". The Lancet: 373. 
  7. ^ "World Health Organization (WHO)". www.who.int (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-09-16. 
  8. ^ Murphy, Katharine; editor, Katharine Murphy Political (2019-09-02). "Australian Medical Association declares climate change a health emergency". The Guardian (dalam bahasa Inggris). ISSN 0261-3077. Diakses tanggal 2023-09-16. 

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search